KETIKKABAR.com – Menteri Ekonomi Kreatif sekaligus Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya (TRH), meluangkan waktu untuk berziarah ke makam ulama besar Aceh, Teungku Ishak bin Ahmad atau yang lebih dikenal dengan Abu Lamkawe, Sabtu (16/11/2024).
Rombongan Teuku Riefky tiba di Dayah Baldatul Mubbaraqah Al Aziziah Lamkawe, Kecamatan Kembang Tanjung, Kabupaten Pidie, sekitar pukul 13.20 WIB. Kehadiran putra asli Aceh ini disambut pimpinan dayah setempat dan masyarakat.
Dalam suasana penuh khidmat, Teuku Riefky meminta izin untuk berziarah ke makam Abu Lamkawe yang terletak di sisi kiri komplek dayah. Bersama rombongan, ia menggelar doa bersama sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengabdian almarhum semasa hidup.
Abu Lamkawe, yang wafat pada 5 November 2024, dikenal sebagai sosok ulama kharismatik yang berperan besar dalam pengembangan pendidikan agama dan pembinaan umat. Ziarah diakhiri dengan penyiraman air bunga.
Setelah ziarah, Teuku Riefky menyempatkan diri berbincang dengan pimpinan dayah dan menyalami masyarakat yang hadir. Momen tersebut memperlihatkan kedekatan Riefky dengan masyarakat Aceh, khususnya kalangan pesantren.
Dari Lamkawe, Riefky melanjutkan perjalanan ke Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga di Kabupaten Bireuen. Di sana, ia dijadwalkan meresmikan ruang pelatihan santri bertajuk “Santri Kreatif, Indonesia Maju”, sebuah program pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis pesantren.
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda Teuku Riefky di Aceh, yang dimulai sejak kedatangannya kemarin bersama dai kondang Ustaz Das’ad Latif. Agenda utama mereka adalah menghadiri Maulid Raya Pemerintah Aceh di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, yang digelar sore kemarin. Dalam acara tersebut, Ustaz Das’ad menyampaikan ceramah bertema nilai-nilai Islami di hadapan ribuan masyarakat.
Sebagai putra daerah, Teuku Riefky Harsya menjadi sosok inspiratif bagi masyarakat Aceh. Bersama tokoh Aceh lainnya seperti Sugiono (Menteri Pertahanan) dan Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia), Riefky menunjukkan bahwa putra-putri Aceh mampu berkontribusi di tingkat nasional. []